Angin semilir di sore hari menyapa wajah-wajah muda nan
ceria, dinaungi oleh lebatnya dedaunan pohon nan rindang sambil diiringi
kicauan burung pipit, mereka mengumpulkan daun-daun kering yang berguguran dari
pohon mangga di halaman sekolah kami. “Daunnya dimasukkan ke sini ya Bu?”,
tanya Adhit sambil menunjuk ke tong kosong yang setengahnya tertanam di dalam
tanah. Adhit adalah siswa kelas 11 sekaligus ketua kelompok Green School. “Ya , isi juga komposter lainnya
ya”, kataku. “Baik Bu..” jawab Adhit sambil bergegas memasukkan daun kering bersama teman-temannya. kegiatan hari ini adalah mencacah dan
memasukkan daun kering ke dalam komposter untuk kemudian diproses menjadi
kompos.
Hari Kamis ini, seperti di pekan-pekan sebelumnya
adalah agenda rutin kegiatan Green School
di sekolah kami. Kelompok kecil beranggotakan 30 siswa yang bertekad sebagai
motor penggerak peduli lingkungan, mencoba mencari solusi atas segala tanya :
Ketika melihat
sampah..”ahh sampah”…..apakah hanya
sekedar sampah, tak berguna, tak ada manfaat karena tak ada usaha tuk
mengolahnya, padahal disaat yang sama kita kesusahan mencari tempat penampungan sampah dan tak ada yang kuasa membendung sampah setiap
harinya.
Ketika
sungai-sungai berubah warna dan ikan berenang di sungai hanya sekedar cerita
kita di masa lalu. Kualitas lingkungan yang semakin menurun tersebab oleh polusi, hujan asam, pestisida dan
pembalakan liar hingga cadangan air bersih yang semakin berkurang. Adakah
terbersit dalam pikiran kita untuk
sedikit peduli dan mencari solusi.. atau hanya menjadi informasi yang sejenak
melintas, menguap, tak mampu terekam oleh memori kita dan tak mampu
menggerakkan tangan kita.
Mengumpulkan
daun kering, memilah sampah, membuat
lubang biopori adalah kegiatan sederhana yang membuat kita tetap membumi, berpijak di atas tanah,
menyadarkan tentang hakikat kita sebagai pemelihara alam dan kemana kita akan kembali.
Peduli bisa di
mulai dari rumah dan sekolah dengan hal
yang sederhana, membawa bekal air minum dengan botol guna mengurangi limbah botol air mineral, atau
bersepeda ke sekolah bila jaraknya dekat untuk mengurangi polusi sekaligus
berolah raga.
Dalam buku
GreenDeen yang ditulis oleh seorang muslim Amerika - Ibrahim Abdul-Matin menyatakan bahwa Islam adalah agama yang paling peduli
terhadap keselamatan lingkungan, kita
disunahkan untuk mengambil makanan yang terdekat, secara tersirat mengandung
pesan janganlah kita terlalu tergantung
dengan impor dari bangsa lain, selain mengusahakan agar mampu memenuhi
kebutuhan bangsa sendiri, mengurangi impor juga bermakna turut serta dalam
penyelamatan lingkungan. Kapal laut pengangkut komoditas adalah salah satu
penyumbang polusi terbesar di muka bumi karena penggunaan bahan bakar yang sangat boros.
Penghijauan
sebagai sedekah oksigen bagi bumipun sangat dianjurkan dalam Islam. Rosulullah
SAW bersabda : “ Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam
tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan
mendapatkan sedekah karenanya” (H.R Bukhari). Bahkan begitu pentingnya menanam
dalam Islam, dianjurkan menanam bibit
meskipun kiamat akan terjadi. “ Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan
di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma, maka apabila dia
mampu menanam sebelum terjadi kiamat, maka hendaklah dia menanamnya” (HR. Imam
Ahmad). Begitu juga
pesan tentang air, agar kita berhemat dalam berwudhu. Islampun memandang mulia
perilaku hidup bersih, hingga kebersihan menjadi indikator bagi kesempurnaan
iman seseorang.
Program
Adiwiyata dari Kementrian Lingkungan Hidup yang diteruskan oleh Dinas
Lingkungan Hidup di tingkat Kabupaten memberi secercah harapan tentang usaha
penyelamatan dan kepedulian lingkungan oleh warga sekolah. Memandu sekolah
melalui program yang meliputi :
kebijakan berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, sarana
prasarana serta kegiatan berbasis partisipatif . Verifikasi berkala sebagai
motivasi bagi warga sekolah untuk senantiasa menjaga lingkungan. Kolaborasi
sekolah, masyarakat dan didukung oleh pemerintah tentunya menjadi pilar
pembangun kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
Sebagai khalifah
kita mendapatkan amanah yang begitu mulia, menjaga bumi dan hidup selaras
dengan alam agar tercipta keseimbangan.***