Ketersediaan informasi yang melimpah di
era digital saat ini berimplikasi pada kemudahan untuk mengaksesnya. Namun
kemudahan mengakses informasi tak selamanya berbanding lurus dengan manfaat
yang di dapat, massifnya informasi terkadang justru berkontribusi pada penurununan
kualitas diri.
Terampil mengelola informasi menjadi kebutuhan yang harus
dipenuhi saat ini. Agar tidak mudah terjebak dalam berita hoax yang
menyesatkan. Kemampuan berpikir kritis dan mampu menganalisis segala
permasalahan dengan mengedepankan keluhuran
budi pekerti akan menjadi filter diri dari derasnya arus informasi yang tingkat
keshahihannya belum tentu seratus persen dapat dipertanggungjawabkan.
Para ahli pendidikan menyampaikan tentang pentingnya mengembangkan literasi
bagi seluruh warga sekolah dan juga orang tua. Literasi diyakini menjadi solusi
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, menajamkan akal serta meluhurkan budi
pekerti, karena Peserta didik perlu
belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan
menghormati perbedaan pandangan.
Literasi dimaknai lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menelaah berbagai
literatur. Literasi juga mampu melahirkan
kreatifitas dan daya cipta. Misalnya
siswa mampu memvisualisasikan berbagai objek pembelajaran menjadi peraga yang
interaktif sebagai alat bantu dalam proses KBM. Mengkonkretkan ide dan imajinasi ke berbagai hasil karya
masuk ke ranah kognitif C6 (kreasi) dalam taksonomi Bloom.
Bagaimana memulainya, mulailah dari
diri kita sebagai pendidik, mencintai buku dan menjadikannya sahabat
sejati, karena profesi kita sama dengan
mengikrarkan diri bahwa kita adalah pembelajar sepanjang hayat.
Kegiatan literasi dapat diwujudkan
melalui berbagai macam kegiatan seperti pameran buku, story telling, bedah
tokoh dan sebagainya.
Seperti yang dilakukan di sekolah
beberapa pekan lalu, guna membuka hati dan pikiran siswa untuk meneladani
akhlak rasulullah Muhammad SAW sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah“.
(QS. Al-Ahzab/33:21).
Kegiatan sharing session
bersama Bapak Mansur yang mengupas tentang keutamaan Mencintai Shirah Nabawiyah. Beliau
menyampaikan tentang syafa’atul udzma, yaitu syafaat yang dilakukan oleh
Rasulullah Muhammad SAW bagi penduduk padang mahsyar kelak.
Menciptakan atmosfer literasi sekolah
dengan mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi adalah hal utama yang
harus dipenuhi. Salah satu indikator ketercapaiannya adalah terwujudnya lingkungan sosial dan afektif melalui komunikasi
dan interaksi seluruh komponen sekolah.
Literasi akan berjalan efektif bila terbangun
kolaborasi seluruh warga sekolah, dan akan mencapai titik optimumnya bila orang
tua mengambil peran dalam mengawal kegiatan literasi bagi putra-putrinya di
rumah.***