Senin, 28 Agustus 2017
Pendidikan untuk Semua
Oleh : Fortin Sri Haryani
Alhamdulillah tahun ini kembali
diamanati mendidik siswa berkebutuhan khusus. Mereka hadir ditengah-tengah kita
dengan tujuan yang sama. Menimba ilmu tuk meraih kegemilangan di masa depan.
Kemandirian dan bersosialisasi adalah
tujuan utama mereka ke sekolah. Menurut
para ahli pendidikan inklusi, berbaurnya siswa berkebutuhan khusus dengan siswa
normal akan lebih efektif dalam
meningkatkan kemampuan siswa berkebutuhan khusus dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
Oleh karenanya penyelenggaraan sekolah inklusi memiliki payung hukum yang
menaungi.
Kegiatan pembelajaran di kelas dengan
siswa inklusi di dalamnya memerlukan persiapan tersendiri. Khususnya dalam hal
melibatkan mereka dalam proses pembelajaran. Mengetahui data profil siswa
inklusi adalah hal pertama yang harus dimiliki seorang guru. Melalui data tersebut diantaranya
kita mendapatkan informasi tentang kegemaran dan tingkat pengetahuan yang
dimiliki. Sehingga dapat menjadi acuan kita dalam mendesain aktivitas
pembelajaran mereka sesuai dengan materi
yang kita jelaskan.
Misalnya dalam pelajaran Biologi
ketika mempelajari materi tentang pertumbuhan dan perkembangan, kegiatan yang
dapat mereka lakukan misalnya menggambar tahapan perkecambahan bersama teman
sekelompoknya, siswa berkebutuhan khusus
menggambar bunga, sebagai contoh
organ perkembangan pada tumbuhan. Mengapa bunga, karena bunga adalah sesuatu
yang sudah familiar bagi siswa berkebutuhan khusus. Sesuatu yang mereka
kenali dan pahami akan memotivasi mereka untuk
beraktivitas di kelas. Kita harus memastikan anak-anak berkebutuhan khusus
tergabung bersama siswa normal lainnya.
Seperti pengalaman pekan lalu, setelah
project selesai mereka mempresentasikannya di depan kelas, ketika tiba giliran
siswa berkebutuhan yang berbicara, saya
perhatikan juga respon kawan-kawannya yang menjadi audiens. Meskipun menyampaikannya
terbata-bata, teman-temannya ternyata sabar mendengarkan dan memberikan applause.
Kegiatan kerja kelompok membangun proses interaksi dan
komunikasi antar mereka. Pendidikan
inklusi diharapkan mampu mengedukasi tidak saja hanya pada siswa berkebutuhan
khusus, namun juga bagi siswa normal lainnya. Bagi siswa berkebutuhan khusus,
terasah kemampuan berkomunikasi, kemandirian serta sosialisasinya. Sedangkan
bagi siswa normal, selain komunikasi dan sosialisasi, mereka akan berempati
sehingga terasah kecerdasan sosial mereka, sekaligus menumbuhkan rasa syukur
kepada Sang Maha Pencipta atas anugerah kesempurnaan yang dititipkan kepada
kita.****
Senin, 21 Agustus 2017
Merdeka !!!
The Prohet Muhammad (Peace be Upon Him) said : “The seeking of knowledge is Obligatory for every Muslim”. Al-Tarmidhi, Hadith 74.
Senin, 14 Agustus 2017
PERKEMBANGAN ANAK
Traning
sabtu ini masih tentang child development. Ketrampilan sosial emosi meliputi
ketrampilan social yang harus dilatih
yaitu mengenai kemampuan untuk dapat bertemu, berkomunikasi, dan bersama dengan
orang lain, berbagi, mengantri, mengikuti aturan, cara makan yang baik serta
memahami nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat. Perkembangan emosi anak
dipengaruhi oleh tempramen yang dibawa sejak lahir, lingkungan sekitar dan
kesehatan. Anak dapat mengenal dan mengontrol perasaannya yaitu perasaan sedih,
takut, senang, marah, gembira dll.
Pola
perkembangan sosial anak dari bayi lahir sampai umur 6 bulan mulai berinteraksi
dengan orang lain, bayi umur 9 bulan mulai belajar dan mengenali keluarganya,
serta anak umur 1 sampai 7 tahun mulai belajar bekerjasama secara berkelompok.
Ada beberapa norma dalam masyarakat yaitu norma agama, negara, sosial dan adat.
Norma agama mengenai keyakinan pada nilai-nilai moral, pembiasaan kegiatan
keagamaan yyang dilakukan pada lingkungan sekitar. Agam yang diyakini harus
jelas. Norma agama mengenai aturan-aturan yang dibuat oleh Negara yang harus
diketahui oleh anak, tetapi tidak mengenai pasal-pasal akan tetapi hukuman dan
turan dalam masyarakat yang harus diataati.
Norma
social mengenai kehidupan bermasyarakat. Saling bekerja sama dan gotong royong
dalam bermasyarakat serta bagaimana bersosialisasi. Norma adat mengenai adat
dan kebiasaan. Setiap anak memiliki waktu yang berbeda untuk berkembang. Pada
aspek perkembangan intelektual anak yaitu proses mental untuk mengingat,
menerima dan percaya. Perkembangan intelektual dapat berkembang optimal apabila
orang tua memahami bagaimana cara anak belajar.
Ada
beberapa teori dalam perkembangan anak yaitu teori perkembangan intelektual
yang disampaikan oleh Piaget, teori Socialcultural yang di sampaikan oleh
Vygotski, teori Maturational yang disampaikan oleh Arnold Gesell, Teori Brain
Reseach, teori Psychonalytic, dan Teori phychosocial yang disampaiakan oleh
Erik Erikson.
Teori
perkembangan intelektual yang disampaikan oleh Piaget berisi tentang pada
perkembangan anak 0 sampai 2 tahun anak dapat bereksplorasi dengan anggota
badannya dan panca indranya. Anak dapat memahami objek permanen. Pada tahap ini
disebut dengan tahap sensorimotor. Pada tahap preoperasional yaitu 2 sampai 7
tahun anak mulia memiliki kemampuan mental, dapat berimaginasi serta kemampuan
bahasanya berkembang cepat. Pada tahap kongkret operasional yaitu anak usia 7
sampai 11 tahun memiliki kemampuan berpikir logic dengan media konkret. Yang
terakhir tahap formal operasional yaitu anak umur 11 tahun keatas sudah memulai
berpikir abstrak.
Teori
Socialcultural yang di sampaikan oleh Vygotski berisi tentang interaksi social
dan nilai yang berlaku dimasyarakat. Kemampuan anak dapat lebih meningkat (
zone of proximal development). Teori Maturational yang disampaikan oleh Arnold
Gesell berisi tentang perkembangan kemampuan anak sesuai jadwal yang ada dalam
dirinya. Kemampuan tersebut berkembangan sesuai dengan kesiapan diri anak
tersebut. Teori Brain Reseach mengenai tentang perkembangan manusia dipengaruhi
oleh kondisi biologi tubuh dan lingkungannya.
Teori
Psychonalytic menganai tentang beberapa tahapan anak mulai dari tahap oral
yaitu dari lahir sampai umur 1 tahun, tahap anak dari umur 1 smpai 3 tahun,
tahap phallic umur 3 sampai 6 tahun, tahap latency pada umur 6 sampai 11 tahun
serta tahap crenital anak sudah mulai dewasa. Pada Teori phychosocial yang
disampaiakan oleh Erik Erikson mengenai bagaimana lingkungan social
mempengaruhi EGO.
Setiap
anak memiliki karakter ingin tahu dan imajinasi. Dengan belajar aktif sifat
ingin tahun dan imajinasi anak akan
berkembang kearah sikap kritis dan perilaku kreatif. Seorang anak akan
lebih mudah menerima pendidikan jika disampaikan dengan cara menyenangkan
sesuai dengan karakternya. Dalam perspektif islam perkembangan anak ditentukan
oleh lingkungan dimana dia tinggal. Pentingnya lingkungan dalam perkembangan
kognitif terlihat dari banyak Al Qur’an yang menyuruh manusia untuk belajar di
alam semesta yaitu diantara surat Al Baqarah 164 dan Ar Rum 8. Perkembangan
kognitif seseorang merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepas dari factor
social dan budaya setempat.
By : Eve Nelindhy, M. Pd
Sabtu, 12 Agustus 2017
Manfaat belajar dari berbagai sumber ilmu untuk siswa
Hari
selasa tanggal 1 Agustus pukul 14.20-15.40 kelas XI Malaysia belajar tentang Provinsi
Jawa Barat dan Bogor. Sebelum mulai belajar pada minggu sebelumnya siswa
diberikan tugas oleh guru untuk mencari informasi dari berbagai sumber dapat
dari elektronik, internet, buku atau apapun tentang Provinsi Jawa Barat dan
Bogor yang dibagi oleh guru dalam beberapa kelompok. Hasil dari tugas tersebut
dapat berupa power point, atau berupa gambar sesuai dengan kehendak siswa dan
tupoksi yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran
dimulai dengan menanyakan mengabsen siswa, menanyakan materi yang sebelumnya
diajarkan setelah itu langsung kepada inti pembelajaran yaitu diskusi dengan
presentasi beberapa kelompok yang sebelumnya sudah dibagikan oleh guru.
Alhamdulillah tanpa ditunjuk kelompok Syika dan Gibran maju untuk pertama
kalinya. Dengan dibekali power poimt yang mereka buat mereka menerangkan
tentang Provinsi Jawa Barat. Power point yang dibuat cukup menarik. Mereka
mencari bahan dari buku dan internet. Mereka sangat kooperatif dalam
menyampaikan ulasan mengenai Provinsi Jawa Barat. Siswa dan siswi lainnya
mendengarkan ulasan dari kelompok Syika dan Gibran.
( Syika dan
Gibran presentasi tentang Provinsi Jawa Barat)
Presentasi
berjalan dengan baik dan ada bebarapa siswa bertanya mengenai Provinsi Jawa
Barat yaitu tentang jumlah penduduk pada tahun 2017 serta mata pencaharian
mayoritas penduduk Jawa Barat. Presentasi berjalan dengan lancar. Siswa dapat
melihat dan mengerti tentang Jawa Barat dengan gambar-gambar dan ulasan materi
yang ditampilkan oleh Syika dan Gibran.
Belajar
tidak hanya dari guru saja yang menyampaikan. Belajar mencari sendiri, mendesain
sendiri, menuliskan sendiri pada power point sangat membantu siswa memahami dan
mempelajari materi yang akan disampaikan oleh guru. Belajar dari berbagai
sumber akan membantu siswa menjadi lebih berada, berada dalam arti dapat
bermanfaat sebagai sumber belajar siswa lain, dapat juga menjadi pemicu
semangat untuk berkreasi melalui alat elektronika yaitu laptob ataupun
komputer.
Belajar
mencari sendiri sendiri menjadikan lebih memahami ilmu pengetahuan, lebih
menghargai buku sebagai sumber ilmu, lebih interaktif dan komunikatif dalam
menyajikan ulasan materi dan menjelaskannya didepan siswa-siswi lainnya. Semoga
dengan diadakannya pencarian sendiri oleh siswa melalui berbagai sumber dapat
menjadikan siswa lebih antusias untuk mencari sumber ilmu lainnya.
( Diki dan Dewa kelas XI Malaysia
presentasi tentang Jawa Barat)
(Sidki dan Azka
Kelas XI Brunei Menyampaikan materi tentang Kota Bogor dengan memanfaatkan
internet sebagai sumber belajar)
( Liza, Milkha
dan Daffa kelas XI Brunei menyampaikan materi tentang Kabupaten Bogor melalui
power point)
Langganan:
Postingan (Atom)