Minggu, 15 Oktober 2017

Hidden Kurikulum

Ada pertanyaan di balik tragedi pembunuhan massal oleh Stephen Paddock  yang terjadi di Las Vegas Amerika, negara maju yang sering dikatakan sebagai Dream Land bagi warga dunia pada awal Oktober lalu. Menurut informasi yang didapatkan penulis , pelaku adalah seorang miliuner, pensiunan akuntan yang memiliki bisnis di bidang property dan memiliki lisensi untuk menerbangkan pesawat kecil. Suatu ironi sekaligus kembali menegaskan bahwa kekayaan (baca : materi) ternyata bukanlah sumber kebahagiaan hidup seseorang. Setelah melakukan penembakan massal, Paddock bunuh diri. Sehingga timbullah pertanyaan : “Apa yang hilang dalam diri Paddock..?”.    
Di dalam buku Butir Hikmah di Balik Fakta Ilmiah tulisan Syaefudin mengisahkan para ilmuwan dari University of Rochester, Amerika Serikat yang melakukan penelitian tentang kunci kebahagiaan. Christopher Niemic, Richard Ryan dan Edward Deci mengelompokkan pertanyaan menjadi 2 bagian. Pertama berhubungan dengan persahabatan yang erat dan langgeng, serta sikap menolong untuk memperbaiki hidup orang lain, yang disebut sebagai aspirasi intrinsik. Kedua, berkaitan dengan keinginan menjadi seorang yang kaya dan mendapatkan pujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cita-cita intrinsik lebih membuat orang bahagia dari pada cita-cita ekstrinsik. Dengan mencapai tujuan intrinsik, mereka telah memenuhi kebutuhan dasar kejiwaan. Peneliti membuktikan bahwa terwujudnya “American Dream” seperti kekayaan, ketenaran dan pujian bukanlah kunci kebahagiaan. Sejumlah mahasiswa yang diteliti menyatakan bahwa melalukan amal baik lebih menyenangkan.
Mengembangkan sikap intrinsik siswa  salah satunya melalui hidden kurikulum, yaitu kurikulum yang tidak termaktub dalam standar komptensi namun mampu memberikan pesan yang kuat dalam pendidikan moral dan karakter warga sekolah. Segala tingkah laku dan kebiasaan kita dalam membersamai murid-murid adalah hidden kurikulum. Bagaimana kita mengatur kelas sehingga nyaman untuk disinggahi juga bagian dari hidden kurikulum.  Kegiatan di luar pembelajaran yang mampu memberikan makna  seperti kegiatan pekan lalu di sekolah kami,  siswa saling berkunjung ke rumah salah satu temannya dalam program home visit.  Berkunjung untuk saling menyemangati, menjalin keakraban dan  membina tali persaudaraan sehingga terbangun kekompakan dan menumbuhkan empati dalam diri untuk saling menyayangi dan menghargai nilai persahabatan. Seperti penelitian di atas, motivasi intrinsik lebih memberikan kebahagiaan diri dan menambah nilai kebermanfaatan diri ternyata memberi energi positif untuk terus beraktivitas dan berkarya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain “.***

Deci E, Niemic C, Ryan R. 2009. Achieving Fame, Wealth, and Beauty are Psychological Dead Ends, Study Says. Didalam : Syaefudin. 2017. Butir Hikmah di Balik Fakta Ilmiah. Bogor : IPB Press.
Internasional.kompas.com/read/2017/10/03/10105111/penembak-di-las-vegas-adalah-miliuner-dan-investor-real-estat [diakses 15 Oktober 2017]


 





Senin, 09 Oktober 2017

Activity 1st Week - October 2017






IT dan Hasil Karya


IT antara solusi dan memudahkan bijak dan bermanfaat  dengan IT. Membuat nilai tambah. Krativitas dengan menjadi maker bukan sekedar user. Negative, positif.
abad 21 diinyalir sebagai abad digital karena instrumentnya telah menyebar dari komunitas internasional hingga ke pelosok negeri. Dunia pendidikan, perdagangan, pariwisata, perbankan hingga ke rumah tangga hampir dipastikan terkoneksi dengan IT. Masyarakat dari berbagai lapisan hingga individu baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa seakan tak mampu mengelak dari masivnya perkembangan IT.


Kemajuan IT ibarat pisau bermata dua, memberi manfaat di satu sisi, namun di sisi lain bisa mendatangkan kemudharatan. Sehingga memerlukan kedewasaan dalam memanfaatkan IT.
Menyadarkan generasi muda agar bijak memanfaatkan  IT menjadi salah satu tantangan dunia pendidikan saat ini. Seperti Bobby De Potter1 dalam bukunya Quantum Teaching menyampaikan: untuk membuat siswa mau mengikuti kita adalah dengan masuk ke dunia mereka, setelah terbangun kepercayaan mereka terhadap kita, maka kita tarik mereka ke dunia kita. Setelah kita berusaha memahami seluk beluk IT di dunia remaja, entah itu sosial media atau  game on line, kemudian terbangun kedekatan (attachment) dengan mereka, hingga terjalin rasa saling mempercayai,  selanjutnya   kembali kita sadari tentang eksistensi kita bagi mereka. Mendampingi dan memberikan rambu-rambu etika dalam berselancar di dunia IT


IT (Baca : gadget) telah menjelma seakan-akan menjadi kebutuhan primer saat ini. Dan hal ini sebenarnya dapat dijadikan sebagai peluang bagi kita untuk kita jadikan sebagai sarana merangsang kreativitas dan daya inovasi siswa. Sehingga IT memberikan nilai tambah kemanfaatan bagi mereka. Misalnya dengan mengadakan workshop membuat Mobile aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan si pengguna. Seperti yang dilakukan SMA Fajar Hidayah dengan Swiss German University baru-baru ini. Siswa diajarkan bagaimana membuat aplikasi tanpa coding yang rumit sehingga remaja dapat dengan mudah membuat aplikasi sesuai dengan yang diinginkan. Nilai positif dari kegiatan ini adalah menumbuhkan kreativitas siswa, sehingga mereka bukan hanya menjadi objek, namun sebagai subjek. Seperti slogan workshop ini : “Don’t just be a user, You have to be a creator”.*** 

Senin, 02 Oktober 2017

Weekly Activity - September 4th 2017
















Semangat Hijrah



Jumat, 22 September 2017 siswa dan guru Fajar Hidayah Kota Wisata mengadakan pawai Muharram mengelilingi sekolah dan komplek sekitar perumahan Kota Wisata. Pawai kami maknai sebagai syiar Islam sekaligus mentransformasi paradigma tentang perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.
Masing – masing diri kita tentunya memiliki latar belakang   untuk berhijrah, bisa karena pekerjaan, lingkungan,atau pendidikan, yang orientasinya adalah untuk lebih  mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman, "Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan jalan keluar yang banyak (atas urusan-urusan yang ia tinggalkan). Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah ke pada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah ditetapkan pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS an-Nisa [4]: 100)

 Menjadi seorang guru, penulis merasa “everyday is a new day” karena setiap harinya kita menchallenge hal baru, mulai dari mendesain proses pembelajaran yang kreatif dan fun, menjaga agar suasana kelas kondusif dan nyaman , dan selalu siap untuk menjadi tempat curahan perasaan siswa.
Mendalami makna hijrah bagi seorang pendidik  salah satunya adalah dengan terus mengupgrade  4 kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru, yakni : profesional, sosial, kepribadian serta pedagogis. Melalui 4 kompetensi yang harus dicapai bermakna, untuk menjadi seorang guru, selain mengajar kita harus terus belajar. Mengembangkan potensi siswa juga potensi diri serta terus memperluas spektrum kebermanfaatan bagi orang lain.   
Berhijrah menuju kebaikan secara berkesinambungan demi mendidik tunas bangsa mencapai keberhasilan adalah tugas mulia bagi para pengemban amanah.***





Senin, 25 September 2017

Weekly 3rd September – Activity










Pemimpin Masa Depan



Selasa - Rabu, 18-19 September 2017 siswa SMP dan SMA mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di Gadog, Puncak, Jawa Barat. LDK diikuti oleh siswa kelas 7, 10 serta siswa baru yang belum mengikuti LDK.
Kegembiraan diiringi gelak tawa siswa menyambut kehadiran penulis ke lokasi LDK.  Rupanya sedang berlangsung games kompetisi  mencari koin di dasar kolam dan mengisi air di pipa berlubang secara beregu. Kerja sama dan kekompakan tim diuji disini, untuk mau merendahkan ego, meninggikan pengorbanan demi mencapai tujuan bersama.
Setelah shalat Maghrib peserta menyimak materi kepemimpinan yang disampaikan Pak Saefullah kemudian dilanjutkan dengan shalat Isya. Setelah shalat Isya, penulis berkesempatan menyampaikan materi tentang lanjutan kepemimpinan.
Menampilkan figure pemimpin dunia, seperti Erdogan, Nelson Mandela dan Muhammad Al Fatih cukup memberikan contoh sebagai pemimpin yang layak ditiru. Keberanian, kebijaksanaan, rela berkorban dan sikap pantang menyerah adalah karakter yang melekat pada diri seorang pemimpin. Menjadi seorang pemimpin tak perlu menunggu tua. Seperti Al Fatih yang mampu menaklukkan Konstantinopel dalam usia yang masih sangat muda.
Karakter pemimpin perlu dbangun pada diri siswa sejak usia dini.  Berkarakter pemimpin ibarat memiliki pondasi yang kokoh, tak mudah goyah oleh hantaman badai sekalipun. Menanamkan  prinsip hidup adalah bekal utama agar tak mudah mengikuti arus modernisasi dan globalisasi yang belum tentu memberikan manfaat dan mengandung nilai kebenaran. 
Rangkaian kegiatan LDK mengupayakan siswa untuk percaya diri, komunikatif, pandai bersosialisasi serta mampu mengelola emosi sebagai pengembangan soft skill yang akan sangat diperlukan untuk terjun ke masyarakat nantinya.
Kita diharapkan mampu membaca tantangan yang akan dihadapi oleh para tunas bangsa di masa mendatang. Bimbingan dan arahan yang kita berikan untuk mereka (baca : siswa) sebagai generasi masa depan seyogyanya sesuai dengan era yang akan mereka hadapi. Seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib RA : “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena ia hidup di jaman yang berbeda dengan jamanmu”. Berkarakter pemimpin adalah pijakan utama untuk menapaki tangga kesuksesan .***  

Senin, 18 September 2017

Weekly Activity : September 2nd











Pendidikan Abad 21


Abad 21 identik dengan kemajuan teknologi,  arus informasi begitu mudah diakses   betapa dunia serasa dalam genggaman.  Kemajuan teknologi mencerminkan kemajuan pendidikan suatu bangsa. Kemudahan mengakses informasi  sangat membantu pekerjaan kita sehari-hari, begitu pun dengan kegiatan belajar dan mengajar. Beragam ilmu yang hendak kita ketahui tersedia setelah kita ketikkan kata kuncinya. Namun kemudahan mengakses informasi ibarat pisau bermata dua. Bila tak arif dalam menggunakannya bisa menjadi bumerang bagi diri kita.
Hal itu tentunya menjadi tantangan bagi kita sebagai pendidik. Sejauh mana peran kita ikut memfilter derasnya arus informasi bagi anak didik kita. Menjadikannya (baca: kemajuan teknologi) bermanfaat bagi mereka. Salah satunya adalah dengan membangun mentalitas dan kepribadian anak didik kita. Mentalitas yang kuat serta berkeribadian adalah pondasi utama membangun generasi  insan kamil, sehingga mereka mampu memilih dan memilah informasi yang bermanfaat dan yang tidak.

Desain pendidikan abad 12 adalah mencetak generasi  yang kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, memiliki kemampuan literasi, kecakapan hidup serta berkarakter. Persaingan global yang semakin kompetitif membutuhkan sumber daya yang terampil, berkarakter, serta berwawasan global. Kemajuan teknologi saat ini membuat jarak antar wilayah semakin boarderless  sehingga mendekatkan hubungan antar negara, menjalin kerjasama membangun peradaban demi kesejahteraan bersama. Di latar belakangi hal tersebut, Jumat, 15 September 2017 Fajar Hidayah melaunching program kelas internasional bekerja sama dengan International Islamic College (IIC ) Malaysia, yakni college dari Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) atau Universitas Antar Bangsa.
Melalui program ini memungkinkan siswa untuk kuliah tanpa harus menunggu lulus SMA. Bagi siswa yang telah berusia 16 tahun dapat mendaftar menjadi mahasiswa IIC. Sebagai pengenalan kepada siswa, Jumat, 15 Sept 2017 dibuka trial class bagi siswa yang berminat. Siswa cukup antusias  mengikuti trial class bahasa Inggris yang diampu oleh dosen dari IIC Malaysia, Madam Mel. Jurusan yang dibuka untuk kelas internasional tahun ini adalah Business Administration.

Ada beberapa hal yang menjadikan kelas internasional IIC patut dipertimbangkan sebagai pilihan ,
  1. Islami, kurikulumnya memuat materi keislaman sebagai penguat keimanan siswa.
  2. Hemat usia, di usia 16 tahun siswa sudah kuliah melalui program parallel double degree, sehingga penyelesaian S1 dan seterusnya relatif lebih cepat.
  3. Hemat biaya, keberadaan kelas internasional IIC di Fajar Hidayah Kota Wisata menghemat living cost.
  4. Berwawasan global, materi kuliah yang disampaikan  dalam bahasa Inggris akan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris sebagai bekal  untuk terjun dalam kancah internasional.


Terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan bagi tunas bangsa adalah tanggung jawab bersama.***