Senin, 20 Maret 2017

Integrasi Pembelajaran Dalam Event Nusantara Day


Oleh : Fortin Sri Haryani

Jumat, 17 Maret 2017 kembali diadakan event Nusantara Day 2 di SIT Fajar Hidayah Kota Wisata, sabagai kelanjutan dari event Nusantara Day pada Senin, 13 Maret 2017.
Tokoh yang menghadiri event ini adalah Gubernur Jawa Barat Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa event yang diselenggarakan sangat menarik,   “Fajar Hidayah  sabagai sekolah unggulan mampu menampilkan keragaman budaya dari barat hingga timur Indonesia   melalui berbagai penampilan siswa, dan kegiatan seperti ini dapat ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya”.
Presiden Direktur Fajar Hidayah, Ust Mirdas Eka Yora, Lc, M.Si juga menyampaikan dalam sambutannya bahwa Nusantara Day dapat mendidik siswa, “Event Nusantara Day sebagai ajang untuk mendidik anak agar menjadi wise, kreatif dan memiliki jiwa nasionalisme, menjadikan  keragaman bangsa sabagai keunggulan, bersatu padu untuk untuk kemajuan bangsa”,
Sebagai upaya merefresh kembali wawasan serta skill guru, dalam rangkaian acara diselenggarakan workshop " Classroom Management" yang diikuti 150 guru dari sekolah sekitar baik dari jenjang TK hingga SMA sejabodetabek. Dalam workshop diajarkan bagaimana mengelola kelas dan siswa dengan baik melalui penerapan rules di kelas. Alhamdulillah para guru mengikuti workshop dengan antusias hingga selesai. Di sela -  sela workshop peserta juga berkesempatan melakukan touring kelas.

 
 
Penulis melihat keterlibatan siswa dalam event baik sebagai pembawa acara ataupun tampil di atas panggung sebagai aktualisasi diri dan mengasah soft skill siswa seperti keberanian dan kepercayaan diri. Berbagai  karya yang terpampang di dinding dan sepanjang koridor sebagai hasil  imajinasi dan kreativitas siswa sekaligus menginformasikan bahwa pembelajaran berbasis siswa (student centered learning) akan optimal bila guru lebih berperan sebagai fasiltator. Disini siswa berperan sebagai subjek pendidikan bukan sekedar objek pendidikan.

Penyelenggaraan event sabagai bagian dari proses pembelajaran memang membutuhkan beberapa persiapan dan strategi agar tercapai tujuan yang diinginkan. Berikut beberapa tips agar siswa dapat terlibat secara mendalam sekaligus memaknai bahwa event merupakan ajang untuk menambah pengalaman dan wawasan .

  1. Sosialisasikan latar belakang dan tujuan diadakannya event kepada seluruh siswa dan orang tua agar terjadi persamaan persepsi dan semangat kebersamaan mencapai tujuan.
  2. Libatkan siswa dalam kepanitiaan, agar mereka memiliki rasa self belonging terhadap event yang diselenggarakan.
  3. Berikan project dengan arahan yang jelas, untuk meningkatkan kecerdasan sosial baiknya dibuat kelompok kecil yang terdiri dari 3 – 5 siswa sehingga mereka berkolaborasi dan tercipta cooperative learning community. Berikan reward berupa nilai yang sesuai dengan mata pelajaran yang relevan atau penambahan poin penghargaan afektif.
  4. Pada saat event berikan tugas agar mereka fokus terhadap target yang ingin dicapai, misalnya pemberian form isian tantang isi sambutan dari para tamu, lomba yang diikuti, latar belakang dan tujuan event atau ringkasan workshop dan seminar yang diikuti.
  5. Dokumentasi dan publikasi dapat melibatkan siswa dengan membentuk klub jurnalis misalnya. Mereka dapat mewawancarai tamu, guru atau orang tua untuk dijadikan bahan liputan.



Event sebagai bagian pembelajaran mendidik siswa untuk mandiri, kreatif, berwawasan dan berjiwa problem solver.***

Sekolah Unggulan


Kalau ada yang bertanya sekolah unggul sekolah yang bagaimana? Apa kriterianya? Menarik memang,  karena sekolah unggulan adalah sekolah yang senantiasa menjadi rebutan ( memiliki daya saing yang tinggi) para siswa dan orang tua.
Namun kalau kita mau sedikit jeli memperhatikan, rata-rata sekolah unggulan yang ada disekitar kita adalah sekolah yang siswanya unggul dalam bidang akademis. Proses seleksinya juga hampir 100% akademis, misalnya mensyaratkan  batasan  nilai  hasil UN.
Sekolah unggulan juga biasanya dalam proses pembelajarannya lebih memprioritaskan kecerdasan akademis, tak heran bila sekolahmya memiliki segudang prestasi olimpiade.  Bahkan tak jarang anak-anak Indonesia menjuarai olimpiade internasional.
Namun pertanyaannya adalah mengapa bangsa kita sangat minim dalam hasil karya, mengapa bangsa kita lebih terkenal sebagai user, dan mengapa kreativitas bangsa kita begitu rendah.
Rata-rata anak-anak menghabiskan waktu pendidikannya kurang lebih selama 12 tahun selama di SMA bila ditambah S1 menjadi 20 tahun. Waktu yang cukup lama , hampir sepertiga rata-rata umur manusia saat ini.
Adakah yang salah dengan pendidikan kita? Mungkin sudah saatnya kita mengevaluasi sistem yang kita jalankan selama ini.
Setiap anak dilahirkan dengan bakat dan kelebihan masing-masing. Salah satu  makna pendidikan adalah mampu mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Howard Gardner mengungkapkan melalui teorinya Multiple Intelligence ada 9 kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, yaitu : kecerdasan logis-mathematis, bahasa, spasial, spiritual, musikal, natural, visual, interpersonal, dan intrapersonal.
Keberagaman bakat yang mereka miliki  berimplikasi pada kebutuhan metode pembelajaran yang bervariasi, dan ini adalah tanggung jawab kita sebagai seorang pendidik.
Memfasilitasi gaya belajar siswa dengan metode yang sesuai tentunya akan meningkatkan pemahaman sekaligus membuat siswa menikmati proses pembelajaran.
Misalnya siswa kinestetis akan sangat mahir dalam praktikum di laboratorium, siswa yang visual teroptimalkan pemahamannya bila media pembelajannya menampilkan gambar, siswa dengan kecerdasa bahasa akan tertantang bila diberi kesempatan untuk presentasi dan masih banyak lagi.
Kembali ke sekolah unggulan, menurut saya akan lebih bijak bila salah satu kriterianya adalah unggul dalam metode pembelajarannya. Mampu melihat bakat dan potensi masing-masing siswa kemudian mengoptimalkannya. Keunikan yang dimiliki oleh siswa menjadi sumber inspirasi kita untuk menjadi guru yang lebih kreatif.

Sekolah unggulan juga bermakna bukan hanya inputnya yang unggul, bukan hanya 1 kecerdasan (red: akademis) saja yang diasah, namun kecerdasan lainnya yang telah tertanam dalam diri siswa dapat ditumbuhkembangkan oleh sekolah.
Sekolah unggul juga bermakna pendidiknya berkualitas unggul, pendidik yang senantiasa haus ilmu dan mau terus belajar, never stop learning, sebagaimana yang telah dicanangkan oleh UNESCO tentang 4 pilar pendidikan :
  1. Learning to know
  2. Learning to do
  3. Learning to be
  4. Learning to live together


Juara 1 Lomba Accounting



Alhamdulillah 2 Siswa kita Ananda Faradila Athaya Wardhani dan Yuyun Sulistyowati berhasil membawa nama SMA SIT Fajar Hidayah sebagai Juara 1 Group Perlombaan Accounting di Universitas Mercubuana pada 18 Februari 2017.. Selamat yaa...

Sunda Day



Keceriaan bernuansa daerah kembali terlihat di Fajar Hidayah Kota Wisata pada hari Jumat, 17 Februari 2017. Siswa hadir dengan  menggunakan pakaian adat daerah Sunda. Ya, hari ini diselenggarakan event Sunda Day yang diikuti oleh seluruh jenjang dari play group hingga SMA.

Bahasa Sunda merupakan pelajaran  Muatan Lokal (Mulok) wajib yang tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) no 69 tahun 2013 tentang pembelajaran mulok bahasa dan sastra daerah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Melalui event Sunda Day, pembelajaran bahasa Sunda dikemas dalam satu rangkaian kegiatan yang konkret. Tidak hanya menyentuh aspek bahasa, namun juga aspek budayanya.

Event adalah bagian dari proses pembelajaran di Fajar Hidayah. Siswa secara langsung mempraktekkan pemahaman pelajaran Bahasa Sunda secara kreatif dan menyenangkan. Orang tua pun terlibat  memeriahkan event sebagai bentuk support kepada putra-putrinya.

Setiap kelas mengaktualisasikan dirinya dengan menampilkan berbagai pertunjukan seperti menyanyi, permainan daerah, dan pantun Sunda di panggung. Acara dilanjutkan di kelas masing-masing untuk mencicipi aneka hidangan Sunda hasil kreasi siswa bersama orang. Saling melengkapi dan saling berbagi mengajarkan siswa tentang kepedulian untuk memupuk kecerdasan sosial.

Pengenalan budaya daerah sebagai upaya kembali menumbuhkan kearifan lokal diharapkan menjadi salah satu benteng arus globalisasi yang masif mengikis nilai-nilai luhur karakter bangsa. Oleh karenanya event Sunda Day sudah menjadi ciri khas Fajar Hidayah dan diselenggarakan rutin setiap tahunnya. (fsh)